Link Sumber :
https://www.mediainggris.com/2020/12/Asesmen-Kompetensi-Minimum-AKM-Tahun-2021.html
Apa itu AKM?
Pengertian Assessment Kompetensi Minimum (AKM)
Assessment
Kompetensi Minimum (AKM) adalah penilaian kompetensi mendasar yang
diperlukan oleh semua murid untuk mampu mengembangkan kapasitas diri dan
berpartisipasi positif pada masyarakat. Terdapat dua kompetensi
mendasar yang diukur AKM: literasi membaca dan literasi matematika
(numerasi). Baik pada literasi membaca dan numerasi, kompetensi yang
dinilai mencakup keterampilan berpikir logis-sistematis, keterampilan
bernalar menggunakan konsep serta pengetahuan yang telah dipelajari,
serta keterampilan memilah serta mengolah informasi. AKM menyajikan
masalah-masalah dengan beragam konteks yang diharapkan mampu
diselesaikan oleh murid menggunakan kompetensi literasi membaca dan
numerasi yang dimilikinya. AKM dimaksudkan untuk mengukur kompetensi
secara mendalam, tidak sekedar penguasaan konten.
Literasi
membaca didefinisikan sebagai kemampuan untuk memahami, menggunakan,
mengevaluasi, merefleksikan berbagai jenis teks tertulis untuk
mengembangkan kapasitas individu sebagai warga Indonesia dan warga dunia
dan untuk dapat berkontribusi secara produktif kepada masyarakat.
Numerasi
adalah kemampuan berpikir menggunakan konsep, prosedur, fakta, dan alat
matematika untuk menyelesaikan masalah sehari-hari pada berbagai jenis
konteks yang relevan untuk individu sebagai warga negara Indonesia dan
dunia.
Apa yang diukur dalam AKM?
Mutu diukur menggunakan 3 Instrumen.
- Asesmen Kompetensi Minimum, mengukur literasi membaca dan numerisasi sebagai hasil belajar kognitif.
- Surveri Karakter, mengukur sikap, kebiasaan, nilai-nilai (values) sebagai hasil belajar non-kognitif.
- Survei Lingkungan Belajar, mengukur kualitas pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran.
Siapa saja yang mengikuti AKM Nasional?
a. Murid/Warga Belajar
- Untuk persekolahan peserta adalah sampel siswa Kelas 5, 8, dan 11 (dipilih secara acak).
- Untuk pendidikan kesetaraan peserta adalah warga belajar kelas 6, 9, 12 yang memerlukan.
- Setiap peserta mengerjakan AKM, Survei Karakter, dan Survei Lingkungan Belajar.
b. Guru
Semua guru mengerjakan Survei Lingkungan Belajar secara mandiri.
c. Kepala Satuan Pendidikan
Semua kepala satuan pendidikan mengerjakan Survei Lingkungan Belajar secara mandiri.
Tujuan Asesmen Nasional
- Literasi
membaca dan numerisasi adalah dia kompetensi minimum bagi murid untuk
bisa belajar sepanjang hayat dan berkontribusi pada masyarakat.
- Meningkatkan kemampuan literasi peserta didik.
- Mengembangkan potensi murid secara utuh.
- Asesmen nasional mendorong mengembangkan sikap, nilai (values), dan perilaku yang mencirikan Pelajar Pancasila.
- Hasil Asesmen Nasional perlu digunakan untuk diagnosis masalah dan perencanaan perbaikan pembelajaran oleh guru, kepala sekolah, dan dinas pendidikan.
Penggunaan Hasil Asesmen Nasional
a. Pemetaan mutu sistem pendidikan
- Hasil Asesmen Nasional 2021 tidak digunakan untuk menilai prestasi peserta didik ataupun kinerja guru dan sekolah.
- Laporan
hasil Asesmen Nasional 2021 diberikan kepada guru dan sekolah sebagai
alat untuk melakukan evaluasi diri dan perbaikan pembelajaran.
- Murid,
orangtua, gurum dan sekolah tidak perlu cemas dan tidak perlu melakukan
persiapan khusus untuk menghadapi Asesmen Nasional.
b. Ujian Penyetaraan
- Khusus
untuk program pendidikan kesetaraan, Asesmen Nasional memiliki fungsi
ganda, yaitu sebagai alat pemetaan mutu dan ujian penyetaraan hasil
belajar bagi peserta didik yang memerluka
- Yang digunakan sebagai ujian penyetaraan adalah AKM Literasi dan AKM Numerasi.
Pelaksanaan Asesmen NasionalPelaksanaan Asesmen Nasional dikoordinasi oleh Kemendikbud bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kanwil dan Kantor Kemenag.
a. Berbasis komputer dan daring
- Asesmen Nasional dilaksanakan menggunakan komputer dan secara daring
- Murid mengerjakan pada sesi dengan jadwal yang ditentukan dan dengan diawasi
- Guru dan kepala satuan pendidikan mengerjakan survei secara mandiri dengan periode waktu yang cukup panjang.
b. Koordinasi yang diperlukan
- Pemetaan dan penyiapan komputer dan sarana pendukung.
- Pemetaaan sekolah secara spasial untuk sharing resources
- Penyiapan teknisi TIK terutama untuk jenjang SD.
Bentuk Pelaksanaan Asesmen
Ada dua bentuk AKM yang dilaksanakan, berikut penjelasannya;
1. AKM Nasional
- Berfungsi untuk mengevaluasi kualitas sistem pendidikan.
- Sampel peserta didik kelas 5, 8, dan 11 ditentukan oleh kemdikbud.
- Pelaksanaan terstandar oleh pusat.
Peserta AKM
- SD/MI maksimal 30 murid.
- SMP/MTs maksimal 45 murid.
- SMA/SMK/MA maksimal 45 murid.
- Semua peserta ujian Paket A/Ula-Kelas
- Paket B/Wustha-Kelas 9 dan Paket/Ulya-Kelas 12 yang belajar di satuan pendidikan kesetaraan menjadi responden.
2. AKM Kelas
- Fungsi formatif untuk mehami hasil belajar individu peserta didik.
- Peserta didik kelas 2 12 sesuai kebutuhan diagnosa guru Pelaksanaan oleh guru di kelas.
Alokasi Waktu AKM Nasional
a. SD/MI
Hari ke-1
- Tes literasi 75 menit
- Survey karakter 20 menit
Hari ke-2
- Tes numerasi 75 menit
- Survey lingkungan belajar 20 menit
b. SMP/Mts/SMA/MA/SMK
Hari ke-1
- Tes literasi 90 menit
- Survey karakter 30 menit
Hari ke-2
- Tes numerasi 90 menit
- Survey lingkungan belajar 30 menit
Jadwal Pelaksanaan AKM Nasional
Pelaksanaan
Asesmen Nasional untuk siswa kelas 8 jenjang SMP/MTs, serta kelas 11
jenjang SMA/MA, dan SMK pada akhir Maret- Pertengahan April 2021; untuk
siswa kelas 5 jenjang SD/MI direncankan pada bulan Agustus 2021.
Perbedaan AKM dan Ujian Nasional
Aspek
|
Ujian Nasional
|
AKM, Survey Karakter, Survey Lingkungan Belajar
|
Hal yang diukur
|
Capaian pada kompetensi kurikulum berdasarkan mata pelajaran
|
- Capain kompetensi pada literasi membaca dan numerasi.
- Karakter siswa.
- Gambaran lingkungan belajar.
|
Target Pengukuran
|
Semua peserta didik kelas 9 dan 12.
|
Semua satuan Pendidikan dengan sampel peserta didik kelas 5, 8, dan 11.
|
Moda asesmen
|
Komputer dan kertas-pensil
|
Komputer
|
Metode asesmen
|
Fixed test
|
Multistage adaptive stage
|
Pelaporan
|
Individu dan agregat di satuan Pendidikan serta wilayah
|
Satuan pendidikan dan agregrat wilayah
|
Fokus laporan
|
Pemetaan dan perbaikan pembelajaran
|
Perbaikan pembelajaran serta peningkatan lingkungan belajar yang kondusif
|
Kebutuhan pengakuan kompetensi individu
|
Secara otomatis diperoleh dari hasil asesmen nasional
|
Peserta didik kelas 12 yang memerlukan akan mendaftarkan diri untuk AKM individu/siswa
|
Bentuk Soal AKM
- Objektif
- Pilihan Ganda (hanya 1 jawaban benar)
- Pilihan Ganda kompleks (jawaban benar lebih dari satu)
- Menjodohkan
- Isian singkat (angka, nama/benda yang sudah fixed)
- Non-Objektif (essay)
Komponen AKM
a. Numerisasi
Konten
- Bilangan
- Pengukuran dan Geometri
- Data dan Uncertainty
- Aljabar
Proses Kognitif
- Pemahaman
- Aplikasi
- Penalaran
Konteks
- Personal
- Sosial Kultural
- Saintifik
a. Literasi Membaca
Konten
- Teks Informasi
- Teks Sastra
Proses Kognitif
- Menemukan informasi (Retrieve and Access)
- Interpretasi dan integrasi
- Evaluasi dan Refleksi
Konteks
- Personal
- Sosial Budaya
- Saintifik
Hasil Tanya Jawab Mengenai AKM
Apa itu Asesmen Nasional?
Asesmen
Nasional adalah program penilaian terhadap mutu setiap sekolah,
madrasah, dan program kesetaraan pada jenjang dasar dan menengah. Mutu
satuan pendidikan dinilai berdasarkan hasil belajar
murid yang
mendasar (literasi, numerasi, dan karakter) serta kualitas proses
belajar-mengajar dan iklim satuan pendidikan yang mendukung
pembelajaran. Informasi-informasi tersebut diperoleh dari tiga instrumen
utama, yaitu Asesmen Kompetensi Minimum (AKM), Survei Karakter, dan
Survei Lingkungan Belajar.
Mengapa perlu ada Asesmen Nasional?
Asesmen
Nasional perlu dilakukan untuk meningkatkan mutu pendidikan. Asesmen
ini dirancang untuk menghasilkan informasi akurat untuk memperbaiki
kualitas belajar-mengajar, yang pada gilirannya akan meningkatkan hasil
belajar murid.
Asesmen Nasional menghasilkan informasi untuk
memantau (a) perkembangan mutu dari waktu ke waktu, dan (b) kesenjangan
antar bagian di dalam sistem pendidikan (misalnya di satuan pendidikan:
antara kelompok sosial ekonomi, di satuan wilayah antara sekolah negeri
dan swasta, antar daerah, ataupun antar kelompok berdasarkan atribut
tertentu).
Asesmen Nasional bertujuan untuk menunjukkan apa
yang seha rusnya menjadi tujuan utama sekolah, yakni pengembangan
kompetensi dan karakter murid. Asesmen Nasional juga memberi gambaran
tentang karakteristik esensial sebuah sekolah yang efektif untuk
mencapai tujuan utama tersebut. Hal ini diharapkan dapat mendorong
sekolah dan Dinas Pendidikan untuk memfokuskan sumber daya pada
perbaikan mutu pembelajaran.
Apakah Asesmen Nasional menentukan kelulusan peserta didik?
Tidak,
Asesmen Nasional tidak menentukan kelulusan. Asesmen Nasional diberikan
kepada murid bukan di akhir jenjang satuan pendidikan. Asesmen Nasional
juga tidak digunakan untuk menilai
peserta didik yang menjadi
peserta asesmen. Hasil Asesmen Nasional tidak akan memuat skor atau
nilai peserta didik secara individual. Seperti dijelaskan sebelumnya,
hasil Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan
pembelajaran. Dengan demikian, Asesmen Nasional tidak terkait dengan
kelulusan peserta didik. Penilaian untuk kelulusan peserta didik
merupakan kewenangan pendidik dan satuan pendidikan.
Siapa yang menjadi peserta Asesmen Nasional?
Asesmen
Nasional akan diikuti oleh seluruh satuan pendidikan tingkat dasar dan
menengah di Indonesia, termasuk satuan pendidikan kesetaraan. Pada tiap
satuan pendidikan, asesmen akan dilakukan Di tiap satuan pendidikan,
Asesmen Nasional akan diikuti oleh sebagian peserta didik kelas V, VIII,
dan XI yang dipilih secara acak oleh Pemerintah. Untuk pendidikan
kesetaraan, peserta Asesmen Nasional adalah peserta didik yang pada
akhir jenjang, yaitu kelas VI (program Paket A/Ula),
kelas IX
(Program Paket B/Wustha), kelas XII (program Paket C/ Ulya) yang telah
memenuhi syarat. Asesmen Nasional juga akan diikuti oleh guru dan kepala
sekolah di setiap satuan pendidikan. Informasi dari peserta didik,
guru, dan kepala sekolah diharapkan memberi informasi yang lengkap
tentang kualitas proses dan hasil belajar di setiap satuan pendidikan.
Mengapa Asesmen Nasional hanya diikuti oleh sebagian murid?
Hal
ini terkait dengan tujuan dan fungsi Asesmen Nasional. Asesmen Nasional
tidak digunakan untuk menentukan kelulusan menilai prestasimurid
sebagai seorang individu. Evaluasi hasil belajar setiap individu murid
menjadi kewenangan pendidik. Pemerintah melalui Asesmen Nasional
melakukan evaluasi sistem.
Asesmen
Nasional merupakan cara untuk memotret dan memetakan mutu sekolah dan
sistem pendidikan secara keseluruhan. Karena itu, tidak semua murid
perlu menjadi peserta dalam Asesmen Nasional. Yang diperlukan adalah
informasi dari sampel yang mewakili populasi murid di setiap sekolah
pada jenjang kelas yang menjadi target dari Asesmen Nasional.
Mengapa yang menjadi sampel adalah murid kelas V, VIII dan XI?
Hasil
Asesmen Nasional diharapkan menjadi dasar dilakukannya perbaikan
pembelajaran. Pemilihan jenjang kelas V, VIII dan XI dimaksudkan agar
murid yang menjadi peserta Asesmen Nasional dapat merasakan perbaikan
pembelajaran ketika mereka masih berada di sekolah tersebut. Selain itu,
Asesmen Nasional juga digunakan untuk memotret dampak dari proses
pembelajaran di setiap satuan pendidikan. Murid kelas V,VIII, dan XI
telah mengalami proses pembelajaran di sekolahnya, sehingga sekolah
dapat dikatakan telah berkontribusi pada hasil belajar yang diukur dalam
Asesmen Nasional.
Apakah Asesmen Nasional menggantikan UN?
Asesmen
Nasional tidak menggantikan peran UN dalam mengevaluasi prestasi atau
hasil belajar murid secara individual. Namun Asesmen Nasional
menggantikan peran UN sebagai sumber informasi untuk
memetakan
dan mengevaluasi mutu sistem pendidikan. Sebagai alat untuk
mengevaluasi mutu sistem, Asesmen Nasional akan menghasilkan potret yang
lebih utuh tentang kualitas hasil belajar serta proses
pembelajaran
di sekolah. Laporan hasil Asesmen Nasional akan dirancang untuk menjadi
“cermin” atau umpan balik yang berguna bagi sekolah dan Dinas
Pendidikan dalam proses evaluasi diri dan perencanaan program.
Mengapa yang diukur adalah literasi dan numerasi?
Asesmen
Nasional mengukur dua macam literasi, yaitu Literasi Membaca dan
Literasi Matematika (atau Numerasi). Keduanya dipilih karena merupakan
kemampuan atau kompetensi yang mendasar dan diperlukan oleh semua murid,
terlepas dari profesi dan cita-citanya di masa depan. Literasi dan
numerasi juga merupakan kompetensi yang perlu dikembangkan secara lintas
mata pelajaran. Kemampuan membaca yang diukur melalui AKM Literasi
sebaiknya dikembangkan tidak hanya melalui pelajaran Bahasa Indonesia,
tapi juga pelajaran agama, IPA, IPS, dan pelajaran lainnya. Kemampuan
berpikir logis-sistematis yang diukur melalui AKM Numerasi juga
sebaiknya dikembangkan melalui berbagai pelajaran. Dengan mengukur
literasi dan numerasi, Asesmen Nasional mendorong guru semua mata
pelajaran untuk berfokus pada pengembangan kompetensi membaca dan
berpikir logis-sistematis.
Mengapa Asesmen Nasional juga mengukur karakter murid?
Asesmen
Nasional bertujuan tidak hanya memotret hasil belajar kognitif murid
namun juga memotret hasil belajar sosial emosional. Asesmen nasional
diharapkan dapat memotret sikap, nilai, keyakinan, serta perilaku yang
dapat memprediksi tindakan dan kinerja murid di berbagai konteks yang
relevan. Hal ini penting untuk menyampaikan pesan bahwa proses
belajar-mengajar harus mengembangkan potensi murid secara utuh baik
kognitif maupun non kognitif.
Bagaimana kaitan antara Asesmen Nasional dengan kurikulum?
Asesmen
Nasional mengukur kompetensi mendasar (general capabilities) yang dapat
diterapkan secara luas dalam segala situasi. Kompetensi mendasar ini
perlu dipelajari oleh semua murid dan sekolah,
sehingga dibangun melalui pembelajaran beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran.
Target
asesmen yang sekedar mengukur penguasaan murid akan konten atau materi
kurikulum menjadi tidak relevan karena di era informasi saat ini,
pengetahuan faktual semakin mudah diperoleh dan diakses oleh hampir
setiap orang. Sekedar mengetahui menjadi tidak cukup dan kurang relevan.
Asesmen
Nasional berfokus mengukur pada kemampuan murid untuk menggunakan dan
mengevaluasi pengetahuan yang diperoleh dari beragam materi kurikulum
untuk merumuskan serta menyelesaikan
masalah. Asesmen Nasional menggeser fokus dari keluasan pengetahuan menuju kedalaman kompetensi dari kurikulum.
Apa peran Asesmen Nasional dalam pendidikan jalur non-formal?
Seperti
pada pendidikan formal, Asesmen Nasional pada pendidikan jalur
non-formal, berfungsi untuk memetakan dan mengevaluasi mutu pendidikan.
Namun, selain itu Asesmen Nasional, khsususnya AKM berfungsi sebagai
ujian penyetaraan. Seperti telah disampaikan pada halaman 6, peserta
Asemen Nasional pada pendidikan kesetaraan adalah peserta didik yang
berada pada tahap akhir program belajarnya, yaitu kelas VI, kelas IX,
dan kelas XII. Peserta Asesmen Nasional pendidikan jalur non-formal
adalah peserta didik yang memenuhi syarat dan mendaftarkan diri untuk
ujian kesetaraan. Hasil ujian kesetaraan tersebut sekaligus digunakan
sebagai Rapor satuan pendidikan kesetaraan.
Instrumen apa saja yang akan digunakan dalam Asesmen Nasional?
Asesmen Nasional terdiri dari tiga instrumen, yaitu:
- Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid.
- Survei Karakter yang mengukur sikap, nilai, keyakinan, dan kebiasaan yang mencerminkan karakter murid;
- Survei
Lingkungan Belajar yang mengukur kualitas berbagai aspek input dan
proses belajar-mengajar di kelas maupun di tingkat sekolah.
Apakah yang dimaksud dengan minimum pada AKM?
Asesmen Kompetensi Minimum (AKM) dilakukan untuk mengukur literasi membaca dan numerasi matematika murid.
Pengertian
minimum untuk menunjukkan literasi membaca dan numerasi merupakan
kompetensi yang setidak-tidaknya harus dimiliki untuk seseorang dapat
berfungsi secara produktif dalam kehidupan. Konten yang diukur bersifat
esensial serta berkelanjutan lintas kelas maupun jenjang. Tidak semua
konten pada kurikulum diujikan.
Apa perbedaan AKM dan Survei Karakter?
AKM mengukur hasil belajar kognitif yang mengukur literasi membaca dan literasi matematika (numerasi) murid.
Sementara
Survei Karakter mengukur hasil belajar emosional yang mengacu pada
Profil Pelajar Pancasila dimana pelajar Indonesia memiliki kompetensi
global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai Pancasila.
Apakah instrumen Survei Lingkungan sama untuk murid dan untuk guru?
Tidak.
Meskipun Survei Lingkungan Belajar menggali informasi mengenai kualitas
proses pembelajaran dan iklim sekolah yang menunjang pembelajaran,
namun pertanyaan akan disesuaikan dengan perspektif respondennya.
Terdapat berbagai macam literasi, misalnya membaca, sains,
digital,
dan keuangan. Apakah AKM meliputi semua literasi tersebut? Tidak. AKM
tahun 2021 hanya mencakup literasi membaca dan literasi matematika
(numerasi).
Apa sajakah komponen dari literasi membaca dan numerasi yang diukur di AKM?
Asesmen
literasi membaca dan numerasi pada AKM dapat ditinjau dari 3 komponen
(aspek) yaitu: konten, proses kognitif, serta konteks. bagan berikut
menjelaskan rincian komponen AKM literasi membaca serta numerasi.
Bagaimana bentuk soal Asesmen Nasional?
Bentuk soal Asesmen Nasional terdiri dari pilihan ganda, pilihan ganda kompleks, menjodohkan, isian singkat dan uraian.
Berapa banyak soal yang akan dikerjakan murid saat AKM?
Murid
kelas V akan mengerjakan 30 soal untuk masing-masing literasi membaca
dan numerasi. Sedangkan murid kelas VIII dan XI akan mengerjakan 36
soal.
Apakah murid memperoleh soal setara dengan murid lainnya?
AKM dilaksanakan secara adaptif, sehingga setiap murid akan menempuh soal yang sesuai dengan kemampuan murid itu sendiri.
Apakah soal AKM untuk peminatan IPA, IPS, Bahasa, dan Agama berbeda? Apakah seperti soal UN pembagian porsinya?
Tidak.
AKM mengukur kompetensi mendasar yang perlu dipelajari semua murid
tanpa membedakan peminatannya. Oleh karena itu seluruh murid akan
mendapat soal yang mengukur kompetensi yang sama. Keunikan konteks
beragam materi kurikulum lintas mata pelajaran dan peminatan tercermin
dalam ragam stimulus soal-soal AKM .
Apakah ada contoh-contoh soal latihan AKM yang disediakan secara khusus?
Adakah semacam kisi-kisi untuk mengikuti asesmen nasional?
Kapan dan di mana kami dapat memperolehnya?
Tidak
ada kisi-kisi. AKM disusun berdasarkan indikator-indikator kompetensi
yang membentuk lintasan kompetensi hasil belajar yang bersifat kontinum.
Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM untuk setiap indikator kompetensi
pada laman:
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm.Apa saja perangkat yang dapat digunakan untuk Tes ini?
- Komputer Client Memory 2 GB, Resolusi 1024 x 720, Windows 7 ke atas, ChromeOS, Bandwith 12 Mbps untuk 15 client
- Tersedia jaringan internet (offline/online)
- Operator teknis
Apakah pemerintah sudah menyediakan sarana dan prasarana untuk mendukung terselenggaranya AKM ?
Sarana
prasarana dapat disiapkan oleh sekolah salah satunya melalui bantuan
pemerintah. Cara lainnya adalah menumpang di sekolah terdekat atau
meminjam komputer dari orangtua, instansi lain, atau
pihak lainnya.
Siapa saja yang harus mengikuti Asesmen Nasional?
Peserta
Asesmen Nasional adalah seluruh satuan pendidikan yang terdiri atas:
kepala sekolah, seluruh guru, dan murid yang dipilih secara acak dengan
stratifikasi sosial ekonomi oleh Kemdikbud. Jenjang SD/MI, kelas V
maksimal 30 murid, jenjang SMP/MTS kelas VIII, SMA/MA, SMK kelas IX
maksimal 45 murid setiap satuan pendidikan.
Siswa yang
memiliki hambatan intelektual atau hambatan lainnya sehingga tidak
memungkinkan untuk mengerjakan asesmen secara mandiri/tanpa bantuan,
tidak mengikuti Asesmen Nasional, misalnya
siswa pada SLB A,
SLB C, dan SLB G. Bila siswa pada SLB lainnya juga mengalami hambatan
untuk pelaksanaan secara mandiri juga tidak diikutkan sebagai peserta
Asesmen Nasional. Namun guru dan
kepala sekolah pada
sekolah-sekolah tersebut tetap mengikuti Asesmen Nasional, khususnya
sebagai peserta survei lingkungan belajar.
Siapa saja yang mengikuti AKM?
Peserta AKM adalah semua murid yang menjadi responden Asesmen Nasional. Guru maupun kepala sekolah TIDAK mengerjakan AKM.
Apakah Asesmen Nasional wajib diikuti oleh seluruh satuan pendidikan di seluruh Indonesia?
Ya, Asesmen Nasional dilaksanakan di seluruh sekolah, madrasah dan satuan pendidikan kesetaraan di wilayah Indonesia.
Bolehkah SMP/MTs, SMA/MA, SMK yang jumlah muridnya kurang dari 45 tidak ikut Asesmen Nasional?
Tidak.
Semua satuan pendidikan wajib mengikuti Asesmen Nasional. Jika jumlah
murid kurang dari 45, maka semua murid akan menjadi responden. Begitu
pula dengan satuan pendidikan di jenjang SD/MI,
jika jumlah murid kurang dari 30, maka semua murid akan menjadi responden.
Bagaimana penentuan murid yang mengikuti Asesmen Nasional?
Murid
akan dipilih secara acak oleh Kemdikbud dengan mempertimbangkan faktor
sosial ekonomi. Satuan pendidikan tidak diper- kenankan mengganti sampel
murid karena dapat memengaruhi hasil dan tindak lanjut perbaikan
pembelajaran.
Berapa persen batas minimal, banyaknya guru yang mengikuti Asesmen Nasional?
Tidak
ada batas minimal. Target responden Asesmen Nasional adalah semua guru
baik status kepegawaian tetap maupun pegawai lepas/honorer. Tujuan
Survei Lingkungan Belajar adalah menggali informasi yang dapat
mencerminkan kondisi sekolah sesungguhnya. Sehingga tingkat partisipasi
yang tinggi diharapkan mampu memberikan cerminan yang lebih baik.
Bolehkah murid kelas IX ikut mendaftar AKM untuk menguji kemampuan literasi?
Tidak boleh. Responden AKM dipilih secara acak oleh Kemdikbud untuk target sasaran kelas V, kelas VIII, dan kelas XI.
Kapan AKM akan dilaksanakan?
Pelaksanaan
Asesmen Nasional untuk siswa kelas VIII jenjang SMP/MTs, serta kelas IX
jenjang SMA/MA, dan SMK pada akhir Maret- Pertengahan April 2021; untuk
siswa kelas V jenjang SD/MI direncankan pada bulan Agustus 2021.
Berapa lama waktu pelaksanaan Asesmen Nasional?
Asesmen
Nasional terdiri atas: (1) AKM, (2) Survei Karakter, dan (3) Survei
Lingkungan Belajar. Pelaksanaan Asesmen Nasional untuk murid akan
dilaksanakan selama dua hari. Hari pertama untuk Asesmen Literasi
Membaca dan Survei Karakter, sedangkan hari kedua untuk Asesmen Numerasi
dan Survei Lingkungan Belajar.
Alokasi waktu sesi asesmen
maupun survei berbeda untuk murid kelas V dengan murid kelas VIII serta
XI. Alokasi waktu asesmen dapat dilihat pada tabel berikut:
Pelaksanaan
Survei Lingkungan Belajar untuk kepala sekolah dan guru lebih fleksibel
dan diberikan alokasi waktu melengkapi semua pertanyaan selama
pelaksanaan Asesmen Nasional di sekolah yang
bersangkutan (2-4 hari). Pengerjaan angket oleh kepala sekolah maupun guru dilakukan secara daring tanpa pengawasan.
Apakah akan diadakan uji coba AKM dan Survei Karakter serta kapan pelaksanaannya?
Uji
coba akan dilaksanakan satu bulan sebelum pelaksanaan AKM melalui
mekanisme gladi bersih. Uji coba ini bertujuan untuk memastikan aplikasi
dapat berjalan dengan lancar serta mekanisme pelaksanaan Asesmen
Nasional dipahami oleh setiap pihak yang terlibat. Selain uji coba,
Kemdikbud menyelenggarakan simulasi AKM untuk mengenalkan model soal AKM
dan memberi kesempatan kepada murid untuk familiar dengan aplikasi
serta ragam soal AKM.
Bagaimana teknik pelaksanaan Asesmen Nasional, apakah sama seperti UNBK semi daring?
Terdapat
sejumlah modifikasi pada teknik pelaksanaan Asesmen Nasional, seperti
bentuk soal, maupun sistem adaptif. Namun secara umum tenaga teknis yang
mampu melakukan UNBK semi daring akan
mudah mempelajari sistem pelaksanaan Asesmen Nasional.
Bagaimana aturan pelaksanaan di sekolah?
(pengawasan,
pendanaan, pengaturan peserta setiap ruang) Aturan pelaksanaan di
sekolah akan dituangkan lebih detail di dalam Prosedur Operasional
Standar (POS) Asesmen Nasional.
Bagaimana bila terdapat guru yang tidak mengikuti Survei Lingkungan Belajar?
Kemdikbud
memberikan alokasi waktu antara 2-4 hari selama pelaksanaan Asesmen
Nasional di sekolah untuk guru dan kepala sekolah mengisi Survei
Lingkungan Belajar. Diharapkan dalam tenggat waktu tersebut semua guru
akan berpartisipasi. Partisipasi setiap guru di dalam Survei Lingkungan
Belajar akan mempengaruhi akurasi gambaran umum iklim belajar dan iklim
satuan pendidikan.
Apakah pelaksanaan AKM dapat dilakukan lebih dari satu sesi? berapakah jumlah sesi yang diijinkan setiap harinya?
Setiap
sesi memerlukan waktu maksimal 140 menit untuk jenjang SD sederajat dan
165 menit untuk jenjang SMP/SMA sederajat. Oleh karena itu, dalam satu
hari dapat diselenggarakan 3 sesi tes. Pembagian waktu setiap sesi
digambarkan pada tabel berikut:
Bisakah guru melakukan Asesmen Nasional (Survei Lingkungan Belajar) dari rumah?
Ya. Pengisian Survei Lingkungan Belajar secara daring dapat dilakukan dari mana saja sepanjang terdapat akses internet.
Apakah tahapan yang dilakukan sekolah untuk mengikuti Asesmen Nasional sama dengan UNBK?
Tidak.
Meskipun sebagian besar tahapan sama, tetapi proses pendataan di
Asesmen Nasional berbeda dengan UNBK karena ada pemilihan murid serta
pendataan responden guru.
Pada saat UNBK ada sekolah yang bergabung dengan sekolah lain, apakah Asesmen Nasional juga dapat menerapkan hal yang sama?
Ketika
pelaksanaan Asesmen Nasional, sekolah dapat menginduk ke sekolah lain
yang kondisi infrastrukturnya lebih memadai. Namun pelaporan hasil akan
tetap dipisahkan untuk masing-masing satuan pendidikan.
Apakah persiapan untuk mengikuti Asesmen Nasional sama dengan UN, seperti adanya proktor, teknisi, dsb?
Ya.
Sistem aplikasi Asesmen Nasional mengadopsi sistem UNBK dengan
modifikasi. Modifikasi meliputi ragam format soal tidak hanya pilihan
ganda dan isian, namun ditambahkan format pilihan ganda kompleks,
menjodohkan, serta uraian. Selain itu, pada AKM soal-soal yang disajikan
akan adaptif terhadap kemampuan murid dalam menjawab soal-soal
sebelumnya. Proktor dan teknisi berperan penting dalam memastikan
keberfungsian infrastruktur sekolah, setup aplikasi serta dukungan
teknis selama pelaksanaan Asesmen Nasional.
Bagaimana pihak sekolah/madrasah menyiapkan murid untuk menghadapi AKM?
AKM
mengukur kompetensi kecakapan hidup yang merupakan hasil belajar murid
lintas beragam mata pelajaran. Oleh karena itu, keberhasilan di AKM
tidak melalui proses drilling soal-soal. Satuan pendidikan diharapkan
mewujudkan proses pembelajaran yang mendorong terbangunnya kompetensi
serta karakter murid.
Untuk mengenalkan murid pada beragam
format soal AKM serta aplikasi AKM, Kemdikbud akan menyelenggarakan
simulasi serta gladi bersih. Satuan pendidikan diharapkan aktif
mengikuti simulasi dan gladi bersih sebagai upaya menyiapkan murid
menghadapi AKM. Selain itu, Pusmenjar menyediakan contoh soal AKM untuk
setiap indikator kompetensi pada laman:
https://pusmenjar.kemdikbud.go.id/akm.
Bagaimana cara mengatasi kendala jika sarana pendukung pelaksanaan AKM kurang memadai?
- Sekolah dapat menumpang sekolah lain terdekat yang memiliki infrastruktur lebih memadai.
- Sekolah dapat meminjam komputer/laptop dari orang tua atau dari instansi lain.
Bila ada kendala sehingga tes terputus, apakah soal yang telah dikerjakan otomatis tersimpan?
Ya.
Aplikasi AKM secara otomatis akan melakukan penyimpanan data ketika
murid menekan tombol soal berikutnya. Kendala lampu padam atau putus
koneksi tidak menyebabkan murid mengulang asesmen dari awal.
Karena keterbatasan sarana mungkinkah sekolah mengikuti Asesmen Nasional secara manual?
Tidak.
Ragam stimulus serta format soal AKM menuntut cetakan berwarna dengan
jumlah halaman yang tidak sedikit disajikan dalam asesmen kertas dan
pensil. Selain itu pengujian secara adaptif tidak
mudah diadopsi dalam asesmen berbasis kertas dan pensil.
Bagaimana cara AKM memotret kemajuan proses belajar?
Laporan
AKM akan memberikan potret level kompetensi murid di setiap satuan
pendidikan pada literasi membaca dan numerasi. Hasil antar tahun dapat
diperbandingkan dan dijadikan salah satu indikasi kemajuan proses
belajar di setiap satuan pendidikan.
Apakah Asesmen Nasional akan digunakan untuk memeringkatkan sekolah di Indonesia?
Tidak. Asesmen Nasional digunakan sebagai alat refleksi bagi setiap satuan pendidikan untuk mampu melakukan langkah perbaikan.
Apakah ada nilai/skor minimal dalam AKM?
Tidak.
AKM melaporkan persentase murid dalam setiap level kompetensi.
Diharapkan semua murid mencapai level kompetensi cakap atau mahir.
Apakah murid yang sama yang pernah mengikuti tes AKM bisa mengulang kembali tes AKMnya, jika nilainya rendah?
Tidak, karena AKM tidak bertujuan untuk mengukur kompetensi di tingkat individu murid.
Dapatkah murid kelas XI yang mengikuti AKM mengetahui hasil AKMnya?
Tidak.
Setiap guru dapat memetakan kemampuan muridnya menggunakan instrumen
AKM kelas. Hasil AKM nasional akan melaporkan pada level sekolah, bukan
pada level individu.
Bagaimana hasil Asesmen Nasional ini dimanfaatkan oleh sekolah?
Sekolah
diharapkan menjadikan hasil Asesmen Nasional sebagai alat refleksi
untuk memperbaiki kualitas pembelajaran dan iklim satuan pendidikan.
Apakah data hasil survei yang diperoleh sekolah berupa gambaran global satu sekolah?
Ya. Hasil Asesmen Nasional baik AKM maupun Survei akan dilaporkan
sebagai hasil sekolah dan tidak dilaporkan dalam level individu murid
maupun guru.
Adakah pelatihan guru terkait persiapan AKM atau setelah AKM?
Tidak
ada pelatihan guru terkait persiapan AKM. AKM memotret kompetensi
kecakapan hidup yang tidak dapat di-drilling atau diajarkan melalui
bimbel. Oleh karena itu, fokus penguatan guru adalah saat
menindaklajuti
hasil AKM: baik memaknai, memanfaatkan sebagai umpan balik proses
pembelajaran serta penguatan kapasitas guru dalam melakukan pembelajaran
serta merancang asesmen yang
berkualitas.
Apa tindak lanjut dari sekolah dengan hasil AKM ?
Sekolah
diharapkan mampu merefleksi hasil AKM dalam pembelajaran sehingga
guru-guru menerapkan teaching at the right level serta fokus membangun
kompetensi serta karakter murid. laporan sekolah terkait iklim belajar
dan iklim satuan pendidikan diharapkan ditindaklanjuti manajemen sekolah
untuk menyusun dan melaksanakan programprogram sekolah yang mendorong
terciptanya iklim belajar yang positif dan kondusif.
Tidak ada komentar